Sabtu, 28 Februari 2009

lensa kontak

Lensa Kontak.
Saat ini lensa kontak sudah didesain sedemikian rupa, baik bahan maupun bentuknya, sehingga kualitas nya pun tidak diragukan lagi. Karena nya manfaatnya lebih banyak ketimbang ruginya. Antara lain, pemakai tidak perlu merasa terbebani dengan kaca mata yang kadang mengganggu aktifitas selain itu bentuk wajah pun tidak berubah.

Untuk pengguna lensa kontak, kuncinya sederhana, yaitu harus mengerti cara pemakaian dan perawatannya. Masing-masing lensa kontak memiliki cara-cara tersendiri, namun prinsipnya tetap sama, dan jangan lupa agar membersihkan secara rutin agar steril.

Hal ini dimaksud kan untuk menjaga mata tetap sehat dan terhindar dari "serangan" dari luar. Salah satunya adalah serangan virus yang pada akhirnya bisa berpengaruh ke otak yang bisa berakibat fatal bila telat penanganannya.

Mata merah yang terjadi pada pemakian lensa kontak biasanya terjadi karena lensa, dibersihkan dengan cairan yang buruk kualitasnya, misalnya, karena sudah lewat tanggal kadaluwarsanya, atau telah terkontaminasi kuman dan kotoran.

Debu juga bisa menyebabkan mata merah, tapi jika dibersihkan kemerahan itu akan hilang.

Yang perlu diperhatikan bagi pengguna lensa kontak adalah, perawatan rutin sesuai jenis lensa kontaknya. Usahakan jangan sampai terlambat perawatannya. Dan yang terpenting, jangan terkontaminasi kotoran yang bisa mengakibatkan radang bahkan infeksi pada mata.

Pengguna lensa kontak, hendaknya telaten dan sabar selama masa penggunaannya, misalnya tidak terburu-buru saat pemasangan maupun pembersihan lensa kontak.


pake lensa kontak lagi nih..
August 26, 2006 — kamale


Hari ini hari pertama saya mencoba memakai lensa kontak (soft lenses). Mumpung ini hari sabtu, gak terlalu banyak aktifitas yang membutuhkan mobilitas tinggi.

Dulu sebenarnya pernah memakai lensa kontak pas sejak awal di SMA, tahun 1997, sampai akhir semester enam, tahun 2003. Cuman waktu itu gak pake lensa kontak lagi, karena angka silinder saya sudah mulai naik, sudah diatas angka satu waktu itu, sehingga masih bisa diabaikan dan dianggap tidak ada. Apalagi jika dibandingkan dengan angka minus yang sudah mencapai angka enam, maka angka silinder dibawah satu itu masih gak ada apa2nya. Gak terlalu ngaruh dengan penglihatan. Iya waktu itu belum ada lensa kontak yang ada silindernya.

Oh ya, spesifikasi lensa kontak yang saya pakai (seingat saya..), optima toric, left eye minus 6.00 cylincer 2.00, right eye minus 6.00 cylinder 1.75. Beda dengan spesifikasi aktual mata saya, yakni left eye minus 6.75 cylincer 2.50, right eye minus 6.25 cylinder 2.00. Iya ada selisih sedikit, karena memang biasanya kalo untuk pemakai lensa kontak nilainya dikurangi sedikit, sekitar 5-10% dari angka minus aselinya. Karena pada saat memakai lensa kontak, benda lensa kontaknya itu menempel di kornea, sehingga spesifikasi lebih rendah karena lebih dekat dengan mata kita. Beda dengan penggunaan kaca mata yang lensa kacamatanya berjarak sekitar 1-1,5 cm dari kornea mata.

Sebenarnya kalo misal ditanya, kenapa kok milih lensa kontak daripada kacamata, maka akan ada beberapa pertimbangannya. Penggunaan lensa kontak ada kelebihan, dan tentu saja ada kekurangan. Kelebihannya, simpelnya, penggunaan lensa kontak lebih praktis, gak ngeribetin wajah, gak berat, alasan penampilan juga, gak takut resiko kesenggol, dan beberapa pertimbangan yang lebih mengarah pada alasan simple & practical. Cuman resiko dan konsekuensi lensa kontak juga relatif lebih besar, sepadan dengan kepraktisannya. Mulai dari cara perawatan yang lebih susah, resiko mata kering dan iritasi (bahkan sampai infeksi jika perawatannya tidak bagus), sampai dengan kalo jatuh dan hilang, harga lebih, dll. Iya kalo dihitung sama saja, tinggal gimana orangnya, mau pilih yang mana.

Hmm.. kira2 gambaran ttg lensa kontak dapet kutipan artikel bagus nih..

——————————

Menghindari Komplikasi karena Lensa Kontak


Awal April lalu, Umi Lestari (26 tahun) menjalani operasi cangkok kornea pada mata kirinya. Ini dilakukan karena kedua matanya sudah tidak berfungsi. Mata sebelah kanan minus 16. Sedangkan mata sebelah kiri semula minus 3,5, namun karena terkena infeksi, akhirnya tidak bisa digunakan untuk melihat.

Umi kemudian bercerita, untuk mendukung penglihatannya, ia menggunakan kaca mata selama lebih dari sepuluh tahun. ”Pada bulan Desember 2003, saya mulai menggunakan lensa kontak karena ingin ganti penampilan,” katanya. Namun, baru dua bulan pakai lensa kontak, mata kirinya terasa gatal. Ia pun pergi ke dokter, dan hanya diberi obat tetes mata. Memang, rasa gatal agak berkurang. ”Tapi malam harinya, mata saya yang kiri sudah mengerikan, bola mata yang hitam berubah putih semua dan tidak bisa untuk melihat. Kata dokter, mata saya terkena infeksi pseudomonas,” cerita Umi.

Tentu saja, Umi stres berat. ”Alhamdulillah dalam waktu sebelas bulan, ada donor mata untuk cangkok kornea saya. Sekarang saya sudah bisa melihat lagi,” tutur Umi yang sekarang pulang ke rumah orangm tuanya di Miliran, Mendak, Delanggu, Jawa Tengah ini.

Menurut Ketua Bank Mata Cabang Yogyakarta, dokter Wasisdi Gunawan, SpM(K), menggunakan lensa kontak memang banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Semisal, silindernya tidak boleh tinggi, air mata harus normal, setiap malam lensa kontak harus dilepas dan dibersihkan. ”Bila ada keluhan agak merah sedikit jangan dipaksakan, karena kalau lupa membersihkan, nanti terjadi infeksi,” kata Wasisdi.

Memang, tak semua infeksi di kornea itu bahaya. Kalau kumannya biasa, maka diberi obat mata biasa pun, bisa cepat sembuh. Namun, kalau kumannya ganas seperti pseudomonas, kornea mata bisa cepat rusak. ”Kalau diobati pasti meninggalkan bekas yang banyak. Semuanya keruh total sehingga tidak bisa melihat. Karena itu untuk mengatasinya harus dicangkok kornea dari donor mata,” lanjut Wasisdi.

Karena itu, bila ada pasien hendak memakai lensa kontak. Wasisdi selalu melakukan serangkaian pemeriksaan pada si pasien. Ia periksa dulu air matanya, kelengkungannya, ada alergi atau tidak, pernah menderita infeksi kronis atau tidak. ”Selain itu, saya beritahu juga risiko dan cara perawatannya. Bila bisa disiplin, silakan pakai, tapi bila tidak bisa disiplin, jangan pakai lensa kontak,” jelas Wasisdi yang juga bertugas sebagai staf medik fungsional pada Bagian Penyakit Mata Rumah Sakit Dr Sardjito/FK UGM ini. Menurutnya, siapapun yang hendak menggunakan lensa kontak, haruslah sepengetahuan dokter, dikontrol dulu matanya, dan harus bisa disiplin dalam merawat lensa kontaknya.

Merawat lensa kontak
Lensa kontak adalah lensa yang diletakkan pada permukaan kornea dan sklera. ”Lensa kontak ini langsung berhubungan erat dengan jaringan mata dan menempel langsung ke kornea serta selaput lendir konjungtiva. Karena itu, kemungkinan terjadinya komplikasi sangat besar,” kata Wakil Direktur Pelayanan Keperawatan RS Mata ‘Dr YAP’ Yogyakarta, dr Hj Enni Cahyani Permatasari SpM MKes.

Komplikasi itu sendiri terjadi karena adanya bahan kimia dan benda-benda dari luar yang terkandung dalam lensa kontak. Dan bahan-bahan yang mungkin bersifat toksik ini bisa menembus masuk ke mata. ”Oleh karena itu, sangat ditekankan bagi para pemakai lensa kontak untuk menjaga kebersihan.”
Untuk itu, Enni memberi beberapa tips merawat lensa kontak, yakni:

* Lensa kontak kaku (LKK
Memerlukan tiga macam cairan untuk perawatan yaitu cairan pencuci lensa (cleaning solution) untuk membersihkan lensa sebelum dan setelah dipakai, cairan pelumas (wetting solution) agar daerah antara kornea dengan lensa kontak tetap basah dan licin, sehingga lensa kontak dapat melekat nyaman di kornea. Cairan ketiga adalah soaking solution (cairan perendam). Kotak penyimpanan lensa kontak (soaking case) biasanya diberi cairan ini sehingga lensa yang disimpan di dalamnya tidak mudah tergores.

* Lensa kontak lunak (LKL)
Lensa ini memerlukan perawatan yang lebih rumit, ada perawatan harian dan perawatan mingguan.

Perawatan harian
Lensa dilepas, lalu bilas dengan cairan NaCl 0,9 persen, kemudian dicuci dengan larutan pencuci LKL. Setelah itu, bilas kembali dengan NaCl 0,9 persen. Simpan di dalam kotak penyimpanan yang telah diisi dengan larutan disinfeksi 2/3 bagian untuk merendam. Bila hendak dipakai kembali, lensa dibilas dulu dengan NaCl 0,9 persen.

Perawatan mingguan:
Perawatan ini bertujuan untuk menghilangkan deposit atau endapan protein yang menempel pada lensa kontak. Anda perlu tahu, air mata mengandung protein dan lemak. Untuk membersihkan endapan itu, gunakan tablet yang mengandung enzim papase, tapi bisa juga enzim lainnya.
Cara menggunakan tablet ini adalah, masukkan tablet ke dalam kotak penyimpanan yang telah diisi dengan larutan NaCl 0,9 persen, tunggu sampai tablet larut (jika perlu dikocok). Masukkan lensa yang telah dibersihkan ke dalam kotak penyimpanan itu sekitar 15-45 menit. Setelah itu, LKL dicuci dengan cairan pencuci lensa dan dibilas dengan NaCl 0,9 persen. Lalu, rendam LKL di dalam larutan perendam (soaking solution) minimal empat jam. ”Maka, lensa siap dipakai kembali. Untuk menghilangkan deposit, biasanya dilakukan pada malam hari,” demikian Enni.

————————



TENERIFE - Penggunaan lensa kontak memang menjadi alternatif bagi para pengguna kacamata yang memiliki alergi terhadap frame kacamata. Selain itu, penggunaan lensa kontak yang umumnya didominasi kaum perempuan juga dinilai dapat menambah keindahan mata bagi penggunanya.

Namun, sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of La Laguna, menyatakan lensa kontak dapat menyebabkan kebutaan. Pengguna lensa kontak yang tidak memperhatikan kebersihan lensa kontak menyebabkan lensa kontak dapat menjadi surga bagi protozoa penyebab kebutaan, Acanthamoeba.

Seperti dilansir Sciencedaily, Kamis (23/10/2008), Acanthamoeba merupakan salah satu protozoa yang dapat menyebabkan kebutaan mata. Protozoa Patologis itu tidak dapat dimatikan dengan cara pembersihan lensa kontak normal.

Acanthamoeba pada umumnya ditemukan di tanah, air dan wilayah yang lembab. Beberapa spesies jenis Acanthamoeba mengonsumsi bakteri dan dapat menyebabkan infeksi bagi manusia. Infeksi Acanthamoeba biasa disebut dengan amoebic keratitis yang menyerang mata manusia. Berdasarkan penelitian, sekira 85 persen amoebic keratitis menyerang para pengguna lensa kontak.

Pengguna lensa kontak yang tidak melepas lensa pada saat berenang di air yang mengandung chlorinated atau proses pembersihan dengan cara merendam di air lebih berisiko terkontaminasi Acanthamoeba.

"Penyebaran Acanthamoeba telah meningkat selama dua puluh tahun terakhir di seluruh penjuru dunia, terutama menyerang para pengguna lensa kontak," kata peneliti University of La Laguna, DR Basilio Valladares. Ketika pengguna lensa kontak merendam lensa di dalam air lensa akan terkontaminasi dengan acanthamoeba. Secara tidak langsung lama kelamaan protozoa itu akan kontak langsung dengan mata.

Menurut Valladares, kondisi itu akan semakin berbahaya karena Acanthamoeba tidak dapat dibunuh hanya dengan proses pembersihan normal. Peneliti telah mencoba bahwa Acanthamoeba dapat dibunuh hanya dengan cairan antibiotic ciprofloxacin dan cairan antiseptic chlorhexidine dengan konsentrasi yang tinggi. cairan pembersih chlorhexidine lensa kontak yang ada saat ini belum memiliki konsentrasi yang cukup tinggi.

Para peneliti menguji 153 lensa kontak pengguna di Tenerife, Spanyol dan menemukan 90 lensa kontak terkontaminasi Acanthamoeba. 30 persen dari jumlah tersebut dinyatakan terkontaminasi protozoa patologis yang berisiko tinggi menyebabkan kebutaan.

"Saat ini kami sedang mengembangkan solusi yang dapat membunuh spesies pathogen tersebut untuk lensa kontak, kami berharap para pengguna lensa kontak dapat mewaspadainya," ujar Valladares. (srn)



Lensa Kontak dan Kacamata hitam untuk penerbang
Ditulis oleh dr. Harjo Saksomo Bajuadji
Senin, 05 Mei 2008 21:38


Blue-blocker tidak diperbolehkan


SUNGLASSES/ Kaca mata hitam

Penggunaan kacamata hitam tidak dapat diterima jika dimaksudkan untuk koreksi penglihatan untuk mencapai penglihatan normal. Penerbang dapat menggunakan kacamata hitam pada siang hari yang terang tetapi harus memperhatikan bahwa, dalam kondisi cahaya kurang terang, dapat mempengaruhi penglihatan. Perhatikan bahwa kacamata hitam tidak melindungi mata dari efek radiasi sinar ultra violet tanpa kaca khusus atau pelapis kaca khusus, dan lensa yang fotosensitif tidaklah cocok digunakan untuk penerbangan karena perubahannya terhadap intensitas cahaya sangatlah lambat.

Kaca yang disebut dengan “blue-blockers” tidak cocok digunakan karena akan mem-blok cahaya biru yang banyak digunakan pada panel display. Kacamata yang polarized juga tidak dapat diterima penggunaannya jika kaca depan sudah polarized.

Lensa Kontak

Penggunaan lensa kontak di satu mata untuk penglihatan jauh (monovision/penglihatan tunggal) dan yang satunya lagi di mata sebelahnya untuk penglihatan dekat atau menengah tidak dapat dibenarkan dalam penerbangan. Pengalaman menunjukkan tidak ada risiko yang berarti terhadap keselamatan penerbangan pada penggunaan lensa kontak untuk koreksi penglihatan jauh. Sebagai konsekwensinya, tidak ada evaluasi khusus yang secara rutin diperlukan sebelum penggunaan lensa kontak diijinkan, dan SODA tidak diperlukan/diterbitkan pada pengguna lensa kontak sepanjang memenuhi standar dan tidak ada komplikasi.

Lensa kontak yang menggunakan warna (tinted lenses), mereduksi lapang pandang, atau jelas-jelas sangat mengurangi pancaran sinar secara berarti, tidak diperbolehkan.

(Penulis adalah penggemar kedirgantaraan, praktisi kedokteran)


Tips Bagi Pengguna Lensa Kontak

Semakin hari lensa kontak semakin populer. Harganya yang semakin terjangkau dengan pilihan warna-warninya membuat lensa kontak makin banyak diminati, tidak saja untuk tujuan fungsional tapi juga sebagai pelengkap kosmetik. Sayangnya penggunaan lensa kontak bukan tanpa masalah.


Mata gatal, pengendapan protein dan mata berair seringkali menyertai penggunaan lensa kontak. Berikut sejumlah tips untuk membantu anda meminimalisasi iritasi dan menjaga mata tetap sehat.


Yang Sebaiknya Anda Lakukan ;

- Pilihlah lensa kontak dengan kadar air 50-60 persen. Jika terlalu tinggi, justru akan cepat menyereap air sehingga mata pun cepat kering.

- Bersihkan secara rutin lensa kontak anda dengan larutan garam atau protein tablet untuk menghindari terjadinya pengendapan protein pada lensa.

- Cek mata anda ke dokter mata, paling tidak sekali setahun. Hal ini amat penting untuk menjaga kesehatan mata dan penggunaan lensa kontak secara aman.

- Sebelum menyentuh lensa kontak, cucilah tangan terlebih dulu agar tidak mengontaminasi lensa konta.

- Pasang dulu lensa kontak anda sebelum anda memakai make up, dan lepaskan dulu sebelum membersihkan make up.

- Biasakan untuk memegang lensa kontak diatas handuk kecil yang bersih. Dengan demikian jika lensa terlepas jatuh , akan tetap bersih dan tidak rusak. Selain itu juga lebih mudah ditemukan.

- Pakai pelembab yang berbahan dasar non oil (tidak mengandung minyak).

- Simpan selalu lensa pada tempatnya dan selalu jaga kebersihannya.

- Tempat penyimpanan lensa kontak pun harus dibilas hingga bersih tiap kali selesai digunakan dan sebaiknya ganti setiap sebulan sekali. Pasalnya, cairan disinfektan untuk merendam lensa kontak saat tidak digunakan bertujuan untuk melepas lapisan deposit atau protein mata dan kotoran dari lensa kontak. Jika tempat tidak dibilas hingga bersih, deposit dan kotoraan yang mengendap di bagian dasarnya dapat terangkat kembali ketika akan merendam lensa kontak di periode berikutnya.

- Kedipkan mata lebih sering saat sedang menggunakan hair dryer atau jika kena angin kencang untuk mencegah mata kekeringan.


Yang Sebaiknya TIDAK Anda Lakukan ;

- Hindari berenang dengan menggunakan lensa kontak. Pasalnya, kandungan kaporit maupun kotoran yang tedapat di air dapat mengontaminasi lensa dan akhirnya mengganggu kenyamanan mata.

- Menggunakan maskara yang waterproof. Maskara jenis ini sulit dibersihkan dengan air, dan jika menempel di lensa sulit untuk menghilangkannya.

- Menggunakan hairspray setelah memasang lensa kontak. Tetapi jika terpaksa, tutup mata saat menyemprotkan hairspray, dan tutup terus beberapa detik setelahnya.

- Menggunakan lotion atau cream. Lensa anda akan terlapis film karenanya.

- Menggunakan larutan garam rumah. Larutan garam yang tidak semestinya bisa berpotensi menyebabkan kebutaan sementara.

- 'Memegang' lensa dengan bibir atau membasahinya dengan saliva. Bakteri yang ada di bibir ataupun air liur bisa menjadi sumber infeksi mata.

- Sebaiknya tidak menggunakan lensa kontak lebih dari 12 jam. Mata pun perlu beristirahat dan mengambil oksigen kembali, sehingga sebelum tidur sebaiknya lepas terlebih dulu dan ganti dengan kacamata.

JENIS LENSA KONTAK

Dari segi repleacement-nya, lensa kontak dibagi ke dalam beberapa jenis, sesuai rekomendasi dari pabrikannya.

1. Disposable, alias bisa dibuang usai dipakai.
2. Frequent replacement. Harus diganti setiap 3-6 bulan.
3. Permanen. Dapat dipakai selama setahun atau lebih.
4. Dari segi pemakaiannya, lensa kontak dibagi dua:
- Daily wear (pemakaian siang hari dan tak bisa dipakai tidur).
- Overnight wear (bisa dipakai saat tidur).


Hati-Hati Terhadap Lensa Kontak

Peneliti mengatakan, bahwa lensa kontak yang secara umum digunakan sekarang, semuanya dibuat dengan menggunakan kualitas bahan polimer tinggi, meskipun material yang digunakan setiap merek perusahaan tidak sama persis, namun hasil percobaan menunjukkan, bahwa semua lensa kontak bisa mengurai dan berubah secara perlahan-lahan di bawah sinar radiasi komputer, sehingga molekul material semula mengalami metamorfosa, dan molekul-molekul kecil yang setelah mengalami penguraian, ada yang bisa mencapai lensa mata melalui perembesan ke dalam peredaran getah bening, berpadu dengan jaringan regenerasi lensa mata, dan mengakibatkan polimer tinggi yang baru.

Pada umumnya, polimer tinggi hanya sedikit bisa dikeluarkan ke permukaan bola mata dari dalam bola mata, dan akhirnya menjadi tahi mata. Tetapi saat jumlahnya banyak, ukuran polimer tinggi bisa melampaui ukuran lubang pengeluaran, di saat demikian, berbagai macam benda dalam bola mata akan menumpuk di dalam lensa mata, dan perlahan-lahan membentuk katarak.

Bagi anda yang memakai lensa kontak dan sering menggunakan komputer, saat istirahat harus melepaskan lensa kontak, lagi pula harus memiliki waktu yang cukup agar bola mata mengeluarkan sampah (kotoran), jika tidak demikian maka penimbunan dari hari ke hari akan sangat mudah mengidap penyakit katarak.



Bahaya! Lensa Kontak Bikin Buta
Budi Winoto


(istimewa)

INILAH.COM, Canary Islands -Hati-hatilah bagi pengguna lensa kontak. Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada Journal of Medical Microbiology edisi November, lensa kontak sering terkontaminasi Acanthamoeba yang tidak dapat dihilangkan dengan perawatan lensa kontak biasa.


Penggunaan lensa kontak dapat meningkatkan resiko infeksi protozoa pathogenic dan dapat menyebabkan kebutaan.


Acanthamoeba merupakan tipe protozoa yang banyak ditemukan di tanah dan juga sering ditemui di air bersih. Spesies ini kebanyakan makan bakteri yang bisa menyebabkan infeksi pada manusia.


Salah satu penyakit yang disebabkan Acanthamoeba disebut amoebic keratitis, yang merupakan infeksi pada mata. Sekitar 85% dari seluruh kasus amoebic keratitis terkena pada orang yang menggunakan lensa kontak.


Infeksi ini sangat menyakitkan dan dapat menyebabkan kebutaan. Karena amuba dapat ditemui di kolam renang berklorin serta penampungan air rumah tangga maka resiko terinfeksi sangat besar. Orang yang berenang dengan menggunakan lensa kontak juga meningkatkan resiko terkena infeksi.


"Prevelensi dari infeksi ini terus meningkat selama 12 tahun terakhir di seluruh dunia, terutama disebabkan lebih banyak orang yang menggunakan lensa kontak,รข€ kata Dr Basilio Valladares dari University Institute of Tropical Diseases and Public Health Canary Islands, University of La Laguna.


"Saat orang membasuh lensa kontak mereka di air, hal itu akan menjadikan terkontaminasi amuba yang memakan bakteri. Selanjutnya bakteri akan berpindah ke lensa kontak dan mampu hidup diantara mata dan lensa kontak. Hal ini mengawatirkan, karena lensa kontak komersial tidak dapat mengeliminir amuba ini, katanya.


Ilmuwan telah meneliti 153 kasus lensa kontak. Sebanyak 90 diantaranya tidak mengalami gejala infeksi. Sebanyak 65,9 % lensanya terkontaminasi dengan pathogenic Acanthamoeba dan 30% amuba ditemukan sangat patogen.


Untuk saat ini, kami coba mengembangkan solusi cara perawatan yang dapat membunuh spesies pathogenic Acanthamoeba," kata Dr Valladares.[O1]


Lensa Kontak Bikin "Pede"

EMPAT gadis ABG tampak keluar dari sedan mewah di sebuah mal di Bandung. Dari penampilannya, mereka tampak berasal dari keluarga berada. Sambil berjalan melenggok dan memasuki area lobi mal yang diselimuti udara ber-AC, mereka tampak riang dan saling bercanda, khas gaya anak remaja sekarang.

Di sela canda mereka, kadang tiap anak saling bersitatap dengan rekannya, seolah saling meyakinkan akan penampilan mata mereka. Kadang mereka juga melempar pandang jauh ke sekeliling. Tatap mata mereka pun tampak mencerminkan suatu perasaan percaya diri yang tinggi. Mereka seolah tengah memberi isyarat, "Tataplah mataku, karena di mataku kau akan temukan keindahan...."

Ternyata, keempat mata mereka memancarkan warna yang berbeda, biru, hijau, cokelat, dan abu-abu. Warna-warna tersebut tampak serasi dengan warna baju dan kulit mereka. Sangat wajar jika kemudian kehadiran empat gadis ABG itu pun jadi pusat perhatian pengunjung mal yang kebetulan bersitatap atau berpapasan dengan mereka, empat gadis pengguna lensa kontak.

Keempat ABG tersebut, sangat mungkin, bagian dari mereka yang saat ini tengah menggandrungi penggunaan lensa kontak. Jika beberapa tahun lalu, lensa kontak hanya jadi milik kelompok tertentu, khususnya kalangan selebriti di dunia hiburan, sekarang penggunaan lensa kontak sudah merambah ke hampir semua kalangan.

Bisa disebut, penggunaan lensa kontak saat ini tengah menjadi tren dan sudah jadi bagian dari gaya hidup remaja sekarang. Fungsi lensa kontak pun mengalami pergeseran, dari semula sebagai alat kesehatan, kini juga merambah sebagai alat fashion dan kosmetik.

"Hampir seratus persen pengguna lensa kontak adalah kaum perempuan. Nah, jika dilihat proporsinya, sebagian besar penggunannya adalah kalangan ABG, tapi juga ada yang dari kalangan mahasiswa. Sedangkan orang dewasa, sangat terbatas. Jika pun ada, hanya untuk kepentingan tertentu, misalnya saat pernikahan," kata Sukandar, pemilik Moriska Optik saat ditemui di kantornya di Metro Trade Centre (MTC) Bandung, belum lama ini.

Menurut Sukandar, dilihat dari alasannya, para pengguna lensa kontak sebagian besar karena terdorong oleh tren dan mengikuti gaya, yang dianggap sudah mengglobal. "Jadi, penggunaan lensa kontak ini sudah jadi bagian dari tren global," kata pengusaha yang sudah puluhan tahun bergelut di bidang optik ini.

Dari sisi warna, para ABG lebih memiliki warna cokelat dan abu-abu. Meski dari penampilan warna biru dan hijau lebih menarik, namun karena faktor warna kulit sebagian orang Bandung berwarna cokelat, pilihan warna lensa kontak disesuaikan dengan warna kulit tersebut. "Saya lebih suka warna cokelat karena lebih matching dengan warna kulit saya. Tapi, bagi yang kulitnya putih, memang lebih cocok jika pilih warna biru atau hijau," kata Yenyen Yundila, salah seorang pengguna.

Faktor lain yang membuat penggunaan lensa kontak meningkat adalah harga beli yang kian kompetitif. Apalagi produsen lensa kontak yang semuanya berasal dari luar negeri tengah asyik-asyiknya "banting-banting" harga dan memperebutkan pasar lensa kontak di tanah air. Harga satu pasang lensa kontak produk impor bisa berkisar antara Rp 100.000,00 hingga jutaan rupiah. "Yang jutaan itu biasanya lensa kontak pesanan yang warna dan desainnya dibuatkan khusus," kata Yoga, salah seorang distributor lensa kontak di Jakarta.

Harga sangat ditentukan oleh masa pakai lensa kontak. Umumnya, masa pakai lensa kontak ada yang satu bulan, tiga bulan, enam bulan, dan satu tahun. "Sebagian besar pengguna lensa kontak di Bandung memilih yang masa pakainya satu bulan. Selain karena lebih murah, mereka juga bisa gonta-ganti warna jika sudah bosan dengan satu warna," kata Sukandar menjelaskan.

Sebenarnya, kata Sukandar, memakai lensa kontak tergolong ribet. Selain harus rutin dan disiplin "bongkar-pasang" lensa kontak minimal sehari dua kali, pengguna lensa kontak juga tidak boleh berada di tempat sembarangan.

"Yang harus diingat, lensa kontak tidak boleh dibawa tidur. Jadi, kalau tidur, lensa kontak ya harus dicopot. Orang yang pakai lensa kontak juga tak boleh berkendara motor karena terpaan angin langsung ke mata bisa merusak lensa," kata Sukandar.

Lensa kontak adalah lensa tipis yang diletakkan di dataran depan kornea. Lensa tipis ini mempunyai diameter 8-10 mm dan dapat nyaman dipakai karena terapung pada selaput bening, seperti kertas yang mengapung pada air. Supaya terapung dengan baik pada permukaan selaput bening maka permukaan belakang lensa berbentuk sama dengan permukaan depan selaput bening.

Meski tergolong ribet, angka permintaan lensa kontak terus meningkat. Anak-anak remaja kian banyak saja yang bergaya dengan penampilan warna mata berubah-ubah. Hari ini matanya berwarna hijau, besok cokelat, lusa abu-abu, dan hari berikutnya mungkin kembali lagi berwarna hijau.

"Pada awalnya memang ribet dan butuh waktu agak lama untuk memasang atau mencopot lensa kontak. Tapi, setelah biasa, saya merasa nyaman dan untuk memasang atau mencopot lensa kontak hanya butuh waktu beberapa detik," kata Yenyen.

Tak hanya kenyamanan dan ingin tampil beda, salah satu alasan menggunakan lensa kontak adalah soal kepercayaan diri tinggi. "Buat saya, menggunakan lensa kontak juga bisa memberi rasa percaya diri yang tinggi," kata Steffi Rifasa, mahasiswi Kedokteran Unisba.

Jika sudah jadi tren, penularannya biasanya bisa berlangsung cepat. Jika memang lensa kontak bisa membangun kepercayaan diri yang lebih tinggi kepada para pemakainya, sepatutnya kita optimistis penggunaan lensa kontak secara massal seharusnya berkorelasi positif dengan meningkatnya kepercayaan diri masyarakat. Bisakah? (Muhtar Ibnu Thalab/"PR") ***
Penulis:

Plus Minus Menggunakan Lensa Kontak

Penggunaan lensa kontak (contac lenses), sangat membantu penderita gangguan mata yang kurang nyaman bila menggunakan kacamata. Bagi sebagian orang, penggunaan kacamata dianggap kurang nyaman sehingga memilih menggunakan lensa kontak.

Belakangan, lensa kontak bahkan juga digunakan oleh yang bermata normal dan menjadi salah satu aksesoris fesyen.

Meski begitu, di Indonesia, pengguna lensa kontak diperkirakan baru 2 persen dari total pengguna kacamata. Berbeda dengan Singapura yang jumlah penggunanya telah mencapai 20 persen dari total pemakai kacamata.

Walaupun penggunaannya lebih nyaman dibanding kacamata, tapi lensa kontak lebih beresiko bila tidak mengikuti aturan pemeliharaannya. Repotnya, ternyata masih banyak juga pengguna lensa kontak yang tidak tahu resiko tersebut.

Sebagai sebuah alat bantu yang menempel langsung di mata, bila tak pandai-pandai merawat, lensa kontak rawan terhadap serangan penyakit dan infeksi. Untuk itu, sebelum menggunakannya, kaji dulu plus minus penggunaannya.

Keuntungan menggunakan lensa kontak:

1. Menambah percaya diri.
2. Menunjang aktivitas sehari-hari, karena dapat bergerak bebas dan tidak terganggu.
3. Aman dan tidak khawatir pecah jika melakukan kegiatan tertentu, seperti main futsal, basket atau badminton.
4. Melihat lebih baik, sebab lensa kontak meminimalisasi jarak mata dengan lensa sehingga ketajaman mata menjadi lebih baik. Sudut penglihatan pun lebih luas.
5. Baik untuk penderita mata silinderis, sebab lensa kontak mengoreksi kekurangan akurasi kacamata sampai titik terendah sehingga penglihatan menjadi lebih baik.

Kerugian penggunaan lensa kontak:

1. Pemakai awal biasanya merasa tak enak, seperti ada benda asing di bola mata. Biasanya adaptasi membutuhkan waktu satu minggu, untuk menjadi terbiasa.
2. Pemakaian terlalu lama, akan membuat mata kekurangan oksigen yang akan membuat komplikasi, seperti noda kornea dan kornea edema (pembengkakan pada kornea).
3. Bila tak hati-hati menyimpannya, lensa kontak mudah hilang karena ukurannya yang kecil.
4. Memerlukan perawatan ekstra, dengan membersihkan dan menyimpannya di wadah antikuman.

Merawat lensa kontak:

1. Ganti lensa kontak bila mata mulai merasa tidak nyaman. Rasa tak nyaman menandakan kondisi lensa kontak yang sudah tidak baik lagi.
2. Bersihkan dan keringkan tangan sebelum menyentuh lensa kontak.
3. Jangan sembarangan memakai pembersih lensa kontak, perhatikan petunjuk pemakaian dan patuhi aturannya.
4. Jika lensa kontak memerlukan penggosokan, gosok dengan hati-hati. Letakkan lensa kontak di telapak tangan dan usap perlahan.
5. Simpan lensa kontak dalam tempat penyimpanan khusus yang mengandung disinfektan.
6. Jangan membiarkan mulut botol pembersih lensa kontak tersentuh apapun, untuk menghindari pencemaran. Jaga jangan sampai mata kecipratan cairan pembersih lensa kontak.

Resiko komplikasi yang mungkin terjadi:

1. Noda kornea atau supercial punctate keratitis (SPK):
Biasanya akibat penggunaan lensa yang terlalu ketat, sehingga mata kekurangan oksigen, alergi atau keracunan. Gejalanya:
- Penderita merasa tidak nyaman.
- Sangat sensitif terhadap cahaya dan ada noda pada kornea mata.
Pengobatan: Mengurangi atau menghentikan sama sekali pemakaian lensa kontak.

2. Blepharitis:
Radang kelopak mata akibat lensa tidak cocok.
Gejala:
- Mula-mula timbul gatal-gatal.
- Kelopak mata seperti terbakar
- Timbul kerak pada kelopak mata
- Pembuluh darah mata tampak jelas
- Kelopak mata saling menempel dan biasanya diikuti dengan SPK.
Pengobatan: Menghentikan pemakaian lensa kontak, mengompres dengan air hangat atau diberi salep antibiotik

3. Reaksi alergi (atopik):
Peradangan atau iritasi akibat masuknya benda pembawa alergi (debu atau serbuk) ke dalam mata. Umumnya alergi terjadi musiman dan penderita memang memiliki riwayat alergi.
Gejala:
- Timbul rasa gatal.
- Mata merah.
- Pembengkakan di kelopak mata.
Pengobatan: Hindari faktor penyebab alergi, menghilangkan bengkak dengan mengompres pakai air dingin. Jika ada peradangan gunakan obat anti radang dan beri obat antialergi (antihistamin).

4. Sindroma mata kering (kerato conjunctivitis sicca):
Muncul noda (keratitis) kronis pada kornea inferior. Komplikasi ini karena produksi sekresi air mata pemakai lensa tidak cukup.
Gejala:
- Mata terasa terbakar.
- Air mata sering keluar.
- Cairan di mata cenderung berlebihan.
Pengobatan: Memberi suplemen air mata, salep, mengganti materi lensa kontak. Jika tak berhasil, hentikan pemakaian lensa kontak.

5. Corna edema:
Cairan dalam kornea berlebihan, sehingga menimbulkan stres pada kornea. Biasanya karena mata kekurangan oksigen. Gejala:
- Photophobia atau penglihatan berkabut.
- Mata merah.
- Kenyamanan berkurang saat lensa dibuka.
- Terdapat kristal di kornea.
- Pembuluh darah tampak.
- Timbul SPK.
Pengobatan: Menambah oksigen pada mata, mengurangi atau menghentikan pemakaian lensa kontak.

6. Infiltrates:
Peradangan pada jaringan mata akibat lensa kurang bersih, oksigen yang kurang, reaksi alergi hingga muncul infeksi. Biasanya tampak seperti sekelompok sel berwarna putih (white internal cell clusters).

Gejala:
- Penglihatan berkurang.
- Mata merah.
- Photophobia.
- Timbul noda putih di mata, sebagai gejala infiltrates. Pengobatan: Komplikasi ini bisa diatasi dengan mengihindari pemakaian lensa kontak saat aktif, sering-sering berganti lensa, memberikan antibiotik, dan perhatikan cara merawat lensa.

7. Infeksi:
Masuknya organisme berbahaya ke dalam mata seperti bakteri, jamur, protozoa, dan virus, sehingga menimbulkan infeksi. Gejala:
- Mata merah.
- Kelopak mata lengket.
- Air mata berlebihan.
- Penglihatan berkurang.
- Timbul noda pada kornea.
Pengobatan: Kompres mata dengan air dingin, memberi air mata buatan dan terapi antibiotik jika perlu.

Oleh : Rahmi ( Halohalo )

Memilih Jenis Lensa Kontak Untuk Anda


Pengelihatan anda mungkin sudah cukup jelek, sehingga tidak mungkin bagi anda untuk melihat dengan jelas tanpa bantuan apapun. Orang biasanya memakai kacamata untuk membantu masalah ini. Namun sekarang, penggunaan Lensa Kontak untuk menggantikan posisi kacamata sudah tidak terbantahkan lagi.

Lensa Kontak dapat membantu memperbaiki pengelihatan anda, tetapi, tanpa pemeliharaan yang baik terutama bila tidak anda bersihkan dan menggantinya secara baik, maka mata malah akan teriritasi bahkan lebih buruk lagi.

Saat ini ada banyak jenis dan desain lensa kontak, sehingga memungkinkan untuk dikenakan secara nyaman sekaligus mendapatkan pengelihatan yang baik.

Lensa kontak dibuat dari beberapa jenis bahan plastik, namun secara umum dibagi menjadi 2 kelompok : soft contact lenses ( dari bahan plastik dengan konsistensi seperti gel ) dan gas-permeable contact lenses ( dari bahan plastik dengan konsistensi lebih keras, namun dengan penyerapan udara yang lebih baik ).

Kedua kelompok ini mempunyai berbagai kelebihan dan kelemahannya, berikut adalah beberapa contohnya agar anda dapat memilih jenis yang tepat untuk anda.

Tipe Soft

Kelebihan :

Lensa fleksibel ( nyaman digunakan ) , Variasi lama penggunaan yang luas ( semakin lama digunakan semakin tidak nyaman ), Nyaman digunakan ( waktu penyesuaian mata lebih sebentar ),Tersedia bentuk penggunaan satu kali pakai, Menempel pada mata lebih baik bahan pada aktivitas yang keras.

Kekurangan :

Jangka waktu penggunaan sebentar, Membutuhkan lebih banyak penggantian, Tidak efektif untuk beberapa masalah pengelihatan, seperti Astigmatisma tinggkat tinggi.

Tipe Gas-permeabel

Kelebihan :

Koreksi pengelihatan lebih maksimal, Jangka waktu penggunaan lebih panjang, Tidak membutuhkan penggantian yang sering, Penyerapan oksigen yang lebih baik (baik untuk kesehatan mata anda)

Kekurangan :

Lebih tidak nyaman dipakai ( waktu penyesuaian mata lebih lama ), Lebih mudah tergeser dari posisi pusat dari mata anda .

Sehat Bugar: Mata kering bisa karena lensa kontak
Posted on Friday, January 13 @ 19:57:12 WIT by monasjr



Mata seperti mengganjal
dan terasa panas

JAMBI -Beragam penyakit yang dialami mata. Salah satunya penyakit mata kering (dry eye). Kelainan dry eye timbul ketika lapisan air mata mengalami difisiensi sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan batas kecukupan baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Penderita dry eye yang diakibatkan difisiensi akuos umumnya akan merasakan keluhan-keluhan subjektif, baik keluhan iritasif maupun visual yang akan mengganggu dalam kehidupan sehari-hari.


Menurut dr Kuswaya Waslan, spesialis mata di RSU Raden Mattaher, stabilitas air mata diatur dan dipertahankan oleh suatu rangkaian mekanisme profektif yang bekerja pada permukaan okular dan adneksa eksternal. Dalam mekanisme profektif stabilitas lapisan air mata diatur dan dipertahankan oleh 2 aspek, yaitu aspek komposisi dan aspek hidrodinamik.

“Aspek komposisi meliputi elemen lemak yang diproduksi oleh kelenjar meibom, elemen air, elektrolit dan protein yang diproduksi oleh kelenjar lakrimal, serta elemen mucin yang diproduksi oleh epitel permukaan ocular,” jelasnya kepada Jambi Independent kemarin.

Sedangkan aspek hidrodinamik adalah mencakup elemen penutupan kelopak mata dan permukaan kelopak mata dan segala dinamikanya. Tidak berfungsinya salah satu mekanisme profektif akan mengakibatkan ketidakstabilan lapisan air mata, yang merupakan indikasi munculnya dry eye, yang kemudian memunculkan keluhan subjektif berupa keluhan iritatif ataupun keluhan visual.

Pada penderita dry eye dengan defisiensi akuos, produksi dan sekresi akuos menurun sedangkan penguapan sedikit meningkat. Nah, peningkatan penguapan akan menimbulkan pengeringan dan mikro trauma serta gangguan terhadap sel epitel permukaan okular.

Lalu apa gejala penderita dry eye? Penderita dry eye bisa menyerang mulai pada usia dewasa muda dan pada perempuan pada masa pre-menopause. Penderita dry eye umumnya akan merasakan keluhan-keluhan iritatif seperti rasa mengganjal, rasa panas dan perih di mata.

“Di samping mengalami keluhan iritatif sebagian penderita juga merasakan keluhan visual seperti foto fobia, penglihatan yang semakin buram atau ketajaman penglihatan yang selalu berubah-ubah secara fluktuatif,” terang spesialis mata jebolan Unpad Bandung ini.

Dikatakan pada penderita yang mengeluh keluhan-keluhan di atas untuk memastikan menderita dry eye, para penderita harus diperiksa tes schirmer, tes break up time dan pemeriksaan rose bengal. “Dengan pemeriksaan-pemeriksaan di atas akan terlihat gradasi penurunan produksi akuos yang akan sebanding dengan keluhan-keluhan yang dirasakan,” jelas dokter yang juga berpraktik di RS Asia Medika ini.

Menurutnya terjadinya keluhan dry eye akibat dari produksi akuos yang berkurang dan kualitas air mata yang menurun, sehingga pengobatan dilakukan dengan pemberian cairan air mata buatan yang mengandung dextran, tetapi kalau keadaan makin berat di samping dengan obat-obatan bisa juga ditambah dengan pemakaian kaca mata renang atau penutupan saluran keluar air mata.

Meski demikian dalam terkadang lensa kontak kerap dihubungkan dengan munculnya keluhan mata kering, sebuah kondisi merupakan kondisi kronis tidak memadainya lubrikasi dan kelembaban pada mata. Penggunaan lensa kontak dalam jangka panjang juga menjadi faktor penyebab munculnya mata kering.

Faktanya, mata kering merupakan keluhan yang paling sering terdengar di antara pemakai lensa kontak, terutama mereka yang kurang menjaga kebersihan.

Penelitian terbaru mengindikasikan bahwa pemakaian lensa kontak dan mata kering merupakan lingkaran setan.

Sindrom mata kering membuat pemakaian lensa kontak terasa tidak nyaman, dan mengucek lensa di bagian konjungtiva tampaknya menjadi penyebab mata kering. Namun sepanjang kita mengikuti kaidah yang ditetapkan mengenai pemakaian, lensa kontak aman dikenakan.

Badan Obat dan Makanan (FDA) mengklasifikasikan lensa kontak sebagai peralatan yang diresepkan. Jadi mensyaratkan kunjungan ke pakar kesehatan mata dan perawatan yang memadai. Meski demikian ada beberapa tip untuk menjaga kesehatan mata. Pertama, kunjungi dokter mata untuk melakukan pemeriksaan mata secara lengkap setiap 12 bulan sekali atau lebih.

Gunakan lensa kontak hanya yang disetujui FDA. Tanya ke dokter mata apakah FDA telah menyetujui lensa kontak yang hendak dipakai Kemudian jangan bergantian lensa kontak dengan orang lain. Hindari memakai lensa kontak melebihi usia pakai yang disarankan dan jangan memakai lensa kontak saat tidur.
Periksakan mata secara teratur untuk menghindari masalah yang dapat muncul akibat penggunaan lensa kontak dan orang yang mengalami gangguan mata kering atau pernah mengalami tukak kornea tidak dianjurkan memakai lensa kontak. (wir)

mar bergaya funky dengan lensa kontak dekoratif? Waspadai bahayanya untuk mata!
Jum'at, 7 November 2008, 10:52 WIB
Irma Kurniati
(www.healthnewsblog.com)


BERITA TERKAIT
Menyoroti Politik Keluarga
Dari Gigi Turun ke Jantung
Ketika Laki-laki Berkuasa di Senayan
Hobi Traveling Yang Mendulang Uang
web tools



VIVAnews – Lensa kontak dekoratif dengan berbagai motif yang funky memang menggoda. Lensa kontak ini memberi efek dramatis jika kita ingin tampil berbeda di pesta atau saat clubbing. Tapi tahukah Anda, lensa kontak semacam ini mengancam penglihatan?

American Optometric Association (AOA) mengungkapkan bahaya penggunaan lensa kontak dekoratif tanpa konsultasi dokter mata. Lensa kontak dekoratif yang tidak memiliki pengaruh membantu penglihatan tersebut populer dipakai anak muda pada acara-acara pesta seperti Halloween. Menurut penelitian AOA, hanya berdasarkan pemeriksaan dokter mata saja bisa diputuskan apakah seseorang bisa mengenakan lensa kontak tersebut tanpa mengalami masalah dan lensanya sendiri layak dipakai.

“Menggunakan lensa kontak tanpa konsultasi dokter bisa menimbulkan masalah pada mata dan kerusakan pada penglihatan karena konsumen tidak mendapat pengetahuan yang cukup tentang bagaimana membersihkan serta memasang dan melepas lensa kontak dengan benar,” ujar Ketua AOA's Contact Lens and Cornea Section, Paul Klein.

“Tanpa resep dan instruksi dari dokter mata, konsumen yang menggunakan lensa kontak mengambil risiko menginfeksi mata dengan bakteri, atau kerusakan signifikan yang mengganggu fungsi mata, dan bisa terancam kehilangan penglihatan,” tambahnya.

Lebih lanjut, AOA mengungkapkan, efek lain penggunaan lensa kontak dekoratif adalah konjungtivitis atau peradangan pada selaput lendir, alergi, pembengkakan, dan kerusakan kornea mata. Hal ini menimbulkan menurunnya penglihatan, dan membuat mata lebih sensitif terhadap cahaya.

“Lensa kontak dekoratif bisa menimbulkan risiko yang sama seperti lensa kontak korektif. Oleh karena itu, sangat penting bagi konsumen untuk mencari informasi dari dokter mata untuk mencegah infeksi,” kata Klein.

Rekomendasi dari AOA:

1. Temui dokter ahli mata untuk mendapatkan lensa kontak yang sesuai dan layak.
2. Selalu cuci tangan sebelum menyentuh lensa kontak.
3. Bersihkan lensa kontak secara rutin. Usap lensa kontak dengan jari dan bilas dengan cairan pembersih sebelum menyimpan lensa kontak dalam wadah yang sudah diisi cairan pembersih.
4. Simpan wadah lensa kontak di tempat yang lembab dan terlindung dari sengatan sinar matahari langsung. Ganti wadah penyimpan setiap tiga bulan sekali
5. Untuk menyimpan lensa kontak, gunakan cairan yang masih bar. Jangan menggunakan cairan yang sudah dipakai walaupun masih terlihat bening. Cairan pembersih dan penyimpan lensa kontak harus diganti setiap hari meskipun lensa kontaknya sendiri tidak dipakai setiap hari.
6. Selalu patuhi jadwal penggantian lensa kontak sesuai resep dokter.
7. Lepaskan lensa kontak sebelum berenang atau berendam air panas.
8. Temui dokter mata secara rutin untuk melakukan pemeriksaan ulang.

Tulisan ini termuat dalam http://www.healthnewsblog.com/.

Lensa Kontak Bisa Sebabkan Kebutaan

JAKARTA -- Orang yang suka menggunakan lensa kontak harus memperhatikan kebersihan dan cara penggunaannya. Pasalnya, jika mengabaikan itu, pemakaian lensa kontak bisa menyebabkan infeksi pada mata. Bahkan, ada yang mengalami kebutaan akibat infeksi tersebut.

Hal itu dikemukakan Kepala Bagian Ilmu Penyakit Mata FKUI/RSCM Dr dr Tjahjono D Gondhowiardjo, SpM, pada Seminar Sehari dalam rangka Peringatan Hari Penglihatan Sedunia, di Jakarta, Senin (21/10). Pembicara lainnya adalah Parni Hadi mewakili Masyarakat Peduli Mata.

Lensa kontak, kata Tjahjono, adalah cara alternatif untuk membantu gangguan penglihatan. Namun pada prinsipnya lensa kontak adalah menempelkan benda asing ke mata. Dengan demikian lensa kontak punya potensi untuk mengganggu keseimbangan mata, terutama kalau tidak dijaga kebersihannya dan kedisiplinan kita untuk membersihkan serta melepaskan lensa kontak kurang baik.

Kebutaan akibat infeksi pada pengguna lensa kontak itu dalam arti kebutaan kornea, sehingga dia harus transplantasi kornea. Kebutaan kornea akibat infeksi lensa kontak tersebut sebetulnya bisa dicegah, diantaranya rajin melepaskan lensa kontak, membersihkan tempat lensa kontak, demikian penjelasan Tjahjono.

Secara teoritis, Tjahjono menambahkan, mata itu membutuhkan oksigen untuk bernapas. Pada malam hari ketika tidur, kadar oksigennya akan jatuh sampai sepertiga daripada waktu mata terbuka. Dengan demikian lapisan permukaan mata punya kecenderungan mengalami pembengkakan terutama pada pagi hari. Pasalnya, mata mudah menjadi tergores, teriritasi oleh lensa kontak, dan biasanya mulai timbul keluhan mata merah.

''Begitu mata merah lensa kontak harus segera dilepaskan, karena kalau tidak dilepaskan mata punya potensi terkena infeksi. Kalau kebetulan infeksinya kena bakteri yang sangat infeksius, dalam waktu 24 jam permukaan selaput bening mata bisa berwarna putih,'' tuturnya.

Hal itu, katanya, bisa menimbulkan kebutaan karena seluruh kornea menjadi habis oleh infeksi bakteri tersebut. Dengan demikian lensa kontak harus dipakai sesuai dengan waktu yang ditentukan, menjaga kebersihan, serta apabila mungkin setiap malam selalu dilepas.

Menurutnya, pengguna lensa kontak itu kebanyakan pada populasi golongan menengah terutama pada anak ABG (anak baru gede). Pada pemakai lensa kontak pada usia-usia tersebut kurang mempunyai pengetahuan tentang cara pemakaian dan kontrol terhadap kebersihan.

''Kalau anak belum mempunyai disiplin atau pengetahuan dalam pemakaian lensa kontak, berbahaya,'' kata Tjahjono. Ia mengakui saat ini ada trend penggunaan lensa kontak warna-warni. Lensa kontak warna-warni itu mempunyai sedikit kelemahan yaitu oksigennya lebih rendah, sehingga lebih mudah mengakibatkan komplikasi, misalnya kalau dipakai tidur, luka lebih banyak.

''Sebagai dokter mata saya menganjurkan bagi pemakai lensa kontak kalau malam hari harus dibuka. Karena pemakaian lensa kontak tidak hanya untuk seminggu dua minggu saja, melainkan bisa seumur hidup. Apabila pada malam hari lensa kontak tidak pernah dibuka, bisa menyebabkan kerusakan yang kumulatif,'' jelas dia.

Tidak jarang, kata Tjahjono, sumber penularan infeksi pada kornea mata itu pada tempat menyimpan lensa kontak yang setelah berhari-hari tidak pernah dibersihkan. Tempat menyimpan lensa kontak terebut menjadi sumber bakteri tumbuh.

Karena itu bila mata merah, lensa kontak harus segera dilepas, diobati, dan selama lima hari tidak menggunakan lensa kontak. Di samping itu, jelas Tjahjono, bila penggunaan lensa kontak dalam jangka lama bisa menimbulkan alergi dan tendensi terjadi infeksi lebih mudah. Nri


Banyak orang yang menjadikan lensa kontak sebagai pilihan untuk mengganti fungsi kacamata.

Menurut Dr. Sri Rahayu, SpM, FIACLE. dari Jakarta Eye Center, lensa kontak memang memiliki kelebihan dibanding kacamata. “Misalnya, lensa kontak tidak berembun, dapat digunakan bagi orang yang pekerjaanya tidak memungkinkan pakai kacamata, dan dapat mengoreksi tajam penglihatan lebih baik.”

BERBEDA BAHANNYA
Berdasarkan bahannya, lensa kontak ada yang soft lens (lensa kontak lunak) yang terbuat dari hidrogel dan semi hard lens atau rigid lens, yaitu lensa kontak kaku yang terbuat dari bahan silikon akrilat (akrilik). Saat ini, sudah ada lensa kontak rigid gas permeable (RGP) atau lensa kontak kaku yang tembus gas (oksigen dan karbon dioksida).

Dari segi harga, RGP memang relatif lebih mahal dari soft lens. “Meski mahal, tetapi replacement RGP lebih lama,” terang Sri.

MENGHAMBAT MINUS
Keunggulan lain RGP, dapat menghambat pertambahan minus mata. Menurut penelitian, kata Sri, pertambahan minus pada pemakaian RGP hanya setengahnya dari pemakai kacamata atau soft lens.

Kelemahannya, dengan RGP mata harus beradaptasi jauh lebih lama (1-2 minggu) daripada menggunakan soft lens.

Dari perkembangan RGP, saat ini ada lensa kontak ortokeratologi yang didesain khusus, di mana lensanya menekan kornea agar agak datar sehingga minusnya bisa terkoreksi. Ortokeratologi dipakai hanya malam hari.

REAKSI ALERGI
Komplikasi pemakaian soft lens yang terbanyak adalah reaksi alergi yang disebabkan bahannya atau komponen cairan perawatannya.

Selain alergi, soft lens juga bisa mengakibatkan kekurangan oksigen, karena daya hantar oksigen soft lens ini masih kurang. Penggunaan semi hard lens (RGP) dapat meminimalkan kemungkinan alergi dan kekurangan oksigen.

JENIS LENSA KONTAK
Dari segi repleacement-nya, lensa kontak dibagi ke dalam beberapa jenis, sesuai rekomendasi dari pabrikannya.
Disposable, alias bisa dibuang usai dipakai.
Frequent replacement. Harus diganti setiap 3-6 bulan.
Permanen. Dapat dipakai selama setahun atau lebih.
Dari segi pemakaiannya, lensa kontak dibagi dua:
- Daily wear (pemakaian siang hari dan tak bisa dipakai tidur).
- Overnight wear (bisa dipakai saat tidur).

TIPS
Periksakan ke dokter mata karena ada beberapa orang yang sama sekali tidak boleh pakai lensa kontak (penderita belspalsi atau kelumpuhan pada syaraf wajah).
Konsultasikan dengan dokter untuk lensa kontak yang cocok. 3. Periksa mata dan lensa 6 bulan sekali.
Jangan sembarangan membeli soft lens.
Dari produsennya, lensa kontak RGP tersedia hingga minus 25. Sementara soft lens sampai minus 10.
Secara umum soft lens berwarna hanya bagus dipakai bagi mata normal untuk menunjang penampilan.
Waspadai mata merah, gatal, berair, sakit, dan tajam penglihatan menurun, segeralah lepas lensa kontak dan periksakan ke dokter mata.
Bersihkan lensa kontak.

Kecantikan mata anda akan terpancar, tidak hanya karena make up yang dikenakan. Warna mata pun bisa anda ubah agar terlihat lebih bersinar dan menawan. Tidak hanya warna hitam saja yang bisa anda tampilkan tetapi anda bisa ubah menjadi coklat, biru, hijau dan sebagainya. Bagi anda yang mengenakan kacamata, mungkin contact lens bisa menjadi gaya untuk penampilan anda agar terlihat lebih natural.

Saat ini contact lens yang menghiasi mata anda semakin hari semakin berkembang, tidak hanya warnanya tetapi juga bentuk matanya. Ada yang bentuknya bunga-bunga, mata kucing, garis-garis dan sebagainya. Contact lens atau yang biasa disebut soft lens, kini tidak hanya sekedar untuk gaya dan mengganti penampilan tetapi juga membantu penglihatan juga.

Bagi anda yang memiliki aktivitas banyak, terkadang menggunakan kacamata akan mengganggu penampilan dan ruang gerak anda. Sehingga soft lens sangat dibutuhkan karena akan memberi pandangan yang lebih bebas dan luas, soft lens juga tidak akan basah ataupun lembab saat anda terkena air. Apalagi bagi anda yang senang bekerja di bahwa lensa, seperti menggeluti fotografi, mikrosop maka soft lens akan betul-betul dibutuhkan untuk kenyamanan anda.

Warna coklat dan biru saat ini menjadi warna favorit di kalangan kaum perempuan karena akan merubah penampilan anda semakin cantik. Mengenakan soft lens memang tidak semudah yang anda bayangkan karena memang membutuhkan perawatan tertentu yang harus anda lakukan. Sebelum anda merubah penampilan, mengganti kacamata dengan soft lens maka anda bisa harus memilih warna yang sesuai dengan karakter anda.

Menggunakan soft lens memiliki jangka waktu tertentu, ada yang bisa dikenakan selama satu tahun, satu bulan, dua bulan hingga satu hari. Soft lens ini terbuat dari plastik lembut dengan kandungan air di dalamnya. Semakin jangka waktunya sedikit maka kadar air dalam soft lens biasanya semakin tinggi sehingga semakin nyaman dikenakan.

Jika anda ingin mengenakan soft lens dengan jangka waktu satu tahun maka perawatannya tidak hanya setiap hari ganti cairan. Tetapi setiap minggu anda harus bersihkan dengan tablet untuk menghilangkan protein dan kuman yang ada dalam lensa.

Sedang untuk yang disposable atau dapat dibuang sesudah jangka pemakaian biasanya akan lebih bersih dan sehat untuk digunakan. Bahkan mungkin dalam jangka waktu ke depan, kontak lensa dengan jangka waktu satu tahunan di hapus, ganti yang disposable. Bila anda ingin menggunakan soft lens sebaiknya pilihlah soft lens disposable adalah pilihan yang terbaik. Karena akan lebih sehat dan perawatannya juga lebih mudah daripada soft lens yang tahunan. Selamat bergaya. Twp

Lensa Kontak SALAH PILIH MALAH ALERGI. Lensa kontak banyak jadi pilihan, baik untuk alasan kosmetis maupun medis. Ada rambu-rambu yang perlu diketahui sebelum memutuskan menggunakan lensa kontak yang tepat. Apa sajakah itu?

Banyak orang memutuskan memilih lensa kontak dibandingkan kaca mata untuk mempertajam penglihatan yang terganggu karena mata minus atau plus.

Secara harafiah, menurut Dr. Sri Rahayu, SpM, FIACLE. dari Jakarta Eye Center, lensa kontak merupakan alat bantu untuk mengoreksi kelainan refraksi (pembiasan atau penyimpangan arah), atau kelainan penglihatan yang disebabkan adanya ketidaksesuaian optik (sistem pencahayaan) pada mata.

Pada mata normal, urai Sri, tugas mata membiaskan atau menangkap sinar oleh retina, sehingga sinar yang sejajar harus jatuh tepat pada retina. “Jika ada kelainan refraksi, bayangan objek yang dilihatnya tidak akan jatuh tepat pada retina, melainkan di belakang atau di depan retina. Misalnya, jika objek yang dilihat berupa titik, yang terlihat oleh mata
yang mengalami kelainan penglihatan akan menjadi berupa garis.”

Oleh karena itu, Sri menegaskan, jika ada kelaianan refraksi pada mata, harus dikoreksi oleh sistem optik. “Sinar yang tadinya ditangkap terfokus tidak di retina, menjadi tepat di retina lagi. Koreksi ini bisa dengan penggunaan kaca mata atau lensa kontak yang ditempelkan atau kontak langsung pada kornea mata.”

Lensa kontak punya kelebihan dibandingkan kacamata. Antara lain, bebas gangguan embun seperti yang terjadi di kaca mata ketika hujan. Secara kosmetis pun, meski tidak seluruhnya, lensa kontak lebih bagus daripada kacamata. Apalagi bagi mereka yang memiliki mata dengan ukuran minus atau plus yang tinggi.

BEDA BAHAN
Selain kelebihan kosmetis, lensa kontak juga akan mengoreksi tajam penglihatan lebih baik dibanding kaca mata. Terutama bagi yang mengalami kelainan-kelainan refraksi yang tinggi. “Pada mata silinder yang tinggi, lensa kontak juga mengoreksi lebih baik ketimbang kaca mata. Lensa kontak juga memiliki kelebihan lain karena dapat dipakai untuk tujuan tertentu. Misalnya, bagi jenis pekerjaan yang tidak memungkinan pakai kacamata, seperti artis atau olah ragawan,” kata Sri.

Lensa kontak juga bisa dipakai untuk tujuan terapi. Jenis terapetic lens yang berbahan lunak ini bisa mengantarkan obatobatan tertentu dalam waktu lama. Pasien sakit mata yang memerlukan obat tetes mata terus-menerus, misalnya, obatnya diteteskan ke lensa kontak dalam dosis tinggi agar dapat dirilis pelan-pelan ke mata, sehingga tak perlu repot lagi meneteskan obat terus-menerus.

Berdasarkan bahannya, lensa kontak dibagi dalam dua kategori. Pertama, soft lens (lensa kontak lunak) yang terbuat dari hidrogel. Kedua, semi hard lens atau rigid lens, yaitu lensa kontak kaku yang terbuat dari bahan silikon akrilat (akrilik). Saat ini, sudah ada lensa kontak rigid gas permeable (RGP) atau lensa kontak kaku yang tembus gas (oksigen dan karbon dioksida). RGP adalah hasil perkembangan lensa kontak keras. Lalu, berkembanglah soft lens (lensa lunak) yang bisa dilalui oksigen melalui kandungan airnya. Jumlah kadar air pada soft lens berpengaruh pada daya hantar oksigennya. Daya hantar oksigen soft lens tak sebanyak rigid lens, sehingga banyak terjadi komplikasi berupa alergi. Kemudian, ditemukanlah bahan lensa kontak kaku yang tembus oksigen, yaitu silikon akrilat (RGP).

Dari segi harga, RGP memang relatif lebih mahal dari soft lens yang juga lebih mudah dibeli tanpa perlu memesan lama.
Namun, “Dibutuhkan berapa soft lens daily disposable dalam pemakaian setahun? Lebih boros, bukan? Sementara RGP memang mahal, tetapi replacement-nya lebih lama.” Keunggulan lain RGP, dapat menghambat pertambahan minus mata yang tinggi, khususnya yang sejak kanak-kanak sudah minus. Menurut penelitian, kata Sri, ternyata pertambahan minus pada pemakaian RGP hanya setengahnya dari pemakai kacamata atau softlens.

Sementara kelemahannya, dengan RGP mata harus beradaptasi jauh lebih lama. Dengan soft lens, pengguna bisa langsung merasa nyaman dan memakainya seharian pada pemakaian pertama. Tak heran jika soft lens lebih banyak dipilih.

Akan halnya rigid lens, karena bahannya kaku, pemakainya butuh adaptasi sekitar 1-2 minggu, bertahap, dan tak bisa langsung dipakai seharian. Di hari pertama, misalnya, hanya dipakai dua jam, kemudian meningkat di hari berikut, dan baru di hari ke tujuh baru bisa dipakai seharian. “Alasan inilah yang membuat orang jarang memilih RGP. Meski, di balik
ketidaknyamanan ini, justru yang tak terbeli adalah kesehatan matanya,” saran Sri.

REAKSI ALERGI
Komplikasi pemakaian soft lens yang terbanyak adalah reaksi alergi. Pada pemakai soft lens, alergi bisa disebabkan bahan atau komponen cairan perawatannya. Soft lens harus dirawat dengan cairan karena ada kalanya ia dilepas dari mata. Sebaiknya, gunakan soft lens harian dan tak dipakai waktu tidur. “Jadi, malam hari harus dilepas, lalu dirawat dengan dicuci, dibilas, dan direndam. Namun, cairan-cairan perawatan lensa kontak ini terkadang mengandung bahan deterjen yang bisa menyebabkan alergi juga.”

Selain alergi, soft lens juga bisa mengakibatkan kekurangan oksigen karena daya hantar oksigen soft lens masih kurang dibandingkan RGP. Menurut Sri, lensa kontak yang memiliki kadar air tinggi, daya hantar oksigennya lebih bagus dibanding yang berkadar air rendah. Tetapi kontak lensa dengan kadar air tinggi juga punya kelemahan. Semakin tinggi kadar airnya, akan lebih menimbun (deposit) lemak, protein, dan kotoran yang berasal dari air mata yang menempel pada lensa kontak, sehingga tak bisa lagi hanya dibersihkan dengan cairan perawatan. Timbunan deposit ini pun bisa menimbulkan iritasi yang kerap terjadi, pemakai tak menyadari matanya sakit dan bengkak pada kornea akibat kekurangan oksigen yang terjadi terus-menerus dan akut. Seorang dokter ahli bisa melihat adanya pembuluh-pembuluh darah yang tumbuh pada kornea. “Seharusnya, kornea jernih, transparan, dan tak ditumbuhi pembuluh-pembuluh darah.
Sifat kornea harus mengantarkan sinar atau sebagai media refraktif. Jika kekurangan oksigen, pembuluh darahnya bisa masuk dan tumbuh ke dalam kornea.”

Lensa kontak memiliki base curve atau kelengkungan bagian belakang yang harus sesuai dengan kornea. Jika pemakaian lensa kontak tanpa diukur kelengkungan korneanya, terkadang bisa terjadi fitting yang terlalu ketat atau longgar. Keduanya akan mengakibatkan rasa tidak nyaman, mata kekurangan oksigen. Jika terlalu ketat, lensa kontak seolah mencengkeram kornea, sehingga tak bisa terjadi pertukaran air mata. Akibatnya, kornea kekurangan oksigen.
Sebaliknya, jika terlalu longgar, kedudukan lensa kontak menjadi tidak stabil dan mengakibatkan tajam penglihatannya berubah-ubah.

Penggunaan semi hard lens (RGP ) dapat meminimalkan kemungkinan alergi dan kekurangan oksigen. Apalagi sekarang sudah ada semi hard lens yang bahannya aman digunakan secara kontinyu selama 30 hari berturut-turut tanpa perlu dilepas. Lensa kontak ini sangat besar daya tembus oksigennya, sehingga aman dipakai ketika tidur tanpa mengakibatkan kekurangan oksigen.

JENIS LENSA KONTAK
Dari segi repleacement-nya, lensa kontak dibagi ke dalam beberapa jenis, sesuai rekomendasi dari pabrikannya. 1.
Disposable, alias bisa dibuang usai dipakai. Ada yang harian, mingguan, dua mingguan, ataupun bulanan. 2. Frequent replacement. Harus diganti setiap 3-6 bulan. Pada kemasannya produsen harus mencantumkan sampai berapa lama lensa kontak bisa dipakai. 3. Permanen. Dapat dipakai selama setahun atau lebih. Lensa RGP termasuk yang permanen dan bisa dipakai lebih dari dua tahun. 4. Dari segi pemakaiannya, lensa kontak dibagi dua: - Daily wear (pemakaian siang hari dan tak bisa dipakai tidur). Maksimal pemakaiannya tak hanya tergantung pada oksigenasinya saja, tetapi juga dari mata penggunanya. - Overnight wear (bisa dipakai saat tidur). Untuk bisa dipakai tidur, daya hantar oksigennya tentu lebih banyak.

TIPS
Periksakan ke dokter mata. Ada beberapa kondisi (kontra indikasi) yang membuat seseorang sama sekali tak boleh memakai lensa kontak. Misalnya, alergi atau infeksi yang masih aktif atau reflek mengedip terganggu (penderita belspalsi atau kelumpuhan pada syaraf wajah), sehingga mata cenderung kering.
Lensa kontak yang cocok. Dokter akan menentukan lensa kontak yang cocok, tergantung kondisi mata, air mata, dan tujuannya. Jika memilih soft lens, biasanya dokter menyarankan dari jenis daily disposable.
Periksa mata dan lensa 6 bulan sekali. Jika ada tanda-tanda masalah, disarankan untuk mengubah lensa atau mengatur ulang jadwal pemakaian lensa kontak.
Jangan sembarangan membeli. Jauh lebih baik membeli lensa kontak disertai resep dokter agar fitting lebih pas dan tak mengakibatkan komplikasi.
Minus terbatas. Dari produsennya, lensa kontak RGP biasanya dibatasi hingga minus 25,sementara soft lens hanya tersedia sampai minus 10.
Komplikasi akibat soft lens berwarna. Bagi mata sensitif, warna pada soft lens bisa menyebabkan iritasi. Secara umum, soft lens berwarna hanya bagus dipakai bagi mata normal untuk menunjang penampilan. “Penggunanya harus mentaati kaidah-kaidah pemakaian lensa kontak dan memeriksakan mata secara berkala. Jika tak nyaman, soft lens harus segera dilepas.”
Waspadai mata merah. Termasuk mata gatal, mata berair, rasa tak nyaman, mata sakit, dan tajam penglihatan menurun, segeralah lepas lensa kontak dan periksakan kedokter mata.
Bersihkan. Cara membersihkan RGP sama dengan soft lens, hanya cairannya saja yang berbeda. Saat ini banyak cairan all in one, sekaligus pencuci, perendam, desinfektan, hingga lubrikan. Untuk mata sensitif dapat diganti dengan pembilas tanpa bahan pengawet.

Mata yang nampak jernih dan bening memang nampak jauh lebih menarik dibanding mata yang kerut dan berurat merah. Karena itu, banyak orang yang selalu menyediakan obat tetes mata kemanapun mereka pergi.

Masalah yang mungkin timbul adalah mata menjadi “manja” dan terbiasa mengandalkan bantuan obat tetes mata. Padahal air mata tersebut sangat penting sebagai pelumas. Solusinya gunakan obat tetes mata yang daya tahan lama agar anda tidak perlu terlalu sering membubuhkan obat tetes mata tersebut.

Cara lainnya adalah secara teratur merendam mata dalam larutan perendam mata setiap malam untuk membersihkan mata dari sisa-sisa kotoran sepanjang hari. Selain itu juga bermanfaat menyejukkan mata yang lelah.

Jika anda menggunakan lensa kontak sebaiknya selalu cermati kebersihannya. Kotoran yang menempel akan membuat infeksi pada mata. Begitu juga jika anda menggunakan riasan mata, masukkan dulu lensa kontak sebelum menggunakan riasan agar riasan tersebut tidak menempel pada lensa kontak. Anda juga harus cermati agar selalu menggunakan tetes mata yang dikhususkan untuk lensa kontak dan bukannya tetes mata biasa.

Bila anda rutin menggunakan tetes mata atau boorwater sebaiknya jagalah selalu kebersihannya. Terutama ujung botol tetes dan wadah boorwater untuk menghindari berkembang biaknya kuman. Sebaiknya anda jangan tukar menukar obat tetes mata maupun wadah boorwater dan wadah lensa kontak. Bersihkan secara teratur dengan air mendidih lalu keringkan. So…keep clean all that…p2t

Intan Y. Septiani, tabloidnova.com



http://www.pmila.com/teknologi/LensaKontakBikinButa.SHTM
http://www.resep.web.id/tips/pilah-pilih-lensa-kontak.htm
http://www.acehforum.or.id/memilih-jenis-lensa-t18518.html?s=e1b3134542c3b77d23372f2cd1847a06&
http://www.jambi-independent.co.id/home/modules.php?name=News&file=article&sid=50
http://teknologi.vivanews.com/news/read/7900-bahaya_lensa_kontak_dekoratif
http://artikel-kesehatan-online.blogspot.com/2008/03/plus-minus-menggunakan-lensa-kontak.html
http://kamale.wordpress.com/2006/08/26/pake-lensa-kontak-lagi-nih/
http://www.indoforum.org/showthread.php?t=17237
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=18364
http://techno.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/10/23/56/156766/lensa-kontak-dapat-menyebabkan-kebutaan/lensa-kontak-dapat-menyebabkan-kebutaan
http://anekatipsmenarik.blogspot.com/2008/07/tips-bagi-pengguna-lensa-kontak.html
http://www.inilah.com/berita/teknologi/2008/10/22/56632/bahaya-lensa-kontak-bikin-buta/
http://www.ilmuterbang.com/index.php/artikel-mainmenu-29/peraturan-penerbangan-mainmenu-81/19-peraturan-penerbangan/74-lensa-kontak-dan-kacamata-hitam-untuk-penerbang